26 February 2013

Suami Tidak Bertanggung Jawab

Namaku Liana, aku berstatus janda sebelum menikah dengan suamiku yang sekarang. Meski usiaku lebih tua 4 tahun darinya aku melihat dia sebagai sosok yang dewasa dan bertanggung jawab, meskipun dia masih berstatus kuliah semester akhir. Aku mau saja menerima pinangannya ketika itu, sebab aku tidak mau berlama-lama pacaran, sebab menurutku pacaran hanya akan menimbulkan fitnah buatku. Jadi kalau serius denganku lamar aku, begitu prinsipku.

Masalahnya aku tidak terlalu mengenal sifat suamiku ini. Barulah setelah menikah aku sadar kalau dia tergolong orang yang temperamen dan sangat egois. Menjadi anak manja di keluarganya membuatnya bebas apa saja terhadapku. Aku yang dasarnya sudah mandiri dan juga punya pekerjaan tetap tentu sulit beradaptasi dengannya. Tapi demi keluarga aku tetap mempertahankan hubungan kami, aku tidak mau janda untuk kedua kalinya.


Menginjak dua tahun pernikahan kami, sifatnya tidak berubah. Hatinya yang keras bahkan mulai terlihat secara fisik. Kadang dia memukulku jika sedang ada masalah. Ah aku tidak bisa terima dianiaya meski oleh suami sendiri. Suami pertamakupun kucerai karena senang memukulku. Aku masih bisa menahan diri sampai sekarang karena status kami yang masih tinggal di rumah orang tuanya. Aku tidak boleh terlihat melawan atau membantah suami, meskipun dalam hati aku sangat sakit.

Keberanianku mulai bangkit ketika dua juga sudah memukul anakku. Waktu itu aku pergi dari rumah selama satu minggu. Suamiku menjemput di rumah orang tuaku dan meminta maaf. Aku maafkan karena aku memang berusaha sekuat tenaga mempertahankan keluargaku.

Sampai sekarang aku mencoba untuk selalu mengalah dan bersabar, mungkin ini jalan terbaik daripada harus bercerai lagi. Kisahku selengkapnya bisa dibaca disini.

No comments: